Cari Sesuatu disini

Showing posts with label ramadhan. Show all posts
Showing posts with label ramadhan. Show all posts

14 AMALAN YANG KELIRU DI BULAN RAMADHAN


14 Amalan yang Keliru di Bulan Ramadhan


1. Mengkhususkan Ziarah Kubur Menjelang Ramadhan
Tidaklah tepat keyakinan bahwa menjelang bulan Ramadhan adalah waktu utama untuk menziarahi kubur orang tua atau kerabat (yang dikenal dengan “nyadran”). Kita boleh setiap saat melakukan ziarah kubur agar hati kita semakin lembut karena mengingat kematian. Namun masalahnya adalah jika seseorang mengkhususkan ziarah kubur pada waktu tertentu dan meyakini bahwa menjelang Ramadhan adalah waktu utama untuk nyadran atau nyekar. Ini sungguh suatu kekeliruan karena tidak ada dasar dari ajaran Islam yang menuntunkan hal ini.

2. Padusan, Mandi Besar, atau Keramasan Menyambut Ramadhan
Tidaklah tepat amalan sebagian orang yang menyambut bulan Ramadhan dengan mandi besar atau keramasan terlebih dahulu. Amalan seperti ini juga tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lebih parahnya lagi mandi semacam ini (yang dikenal dengan “padusan”) ada juga yang melakukannya campur baur laki-laki dan perempuan dalam satu tempat pemandian. Ini sungguh merupakan kesalahan yang besar karena tidak mengindahkan aturan Islam. Bagaimana mungkin Ramadhan disambut dengan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah?

3. Menetapkan Awal Ramadhan dengan Hisab
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّا أُمَّةٌ أُمِّيَّةٌ ، لاَ نَكْتُبُ وَلاَ نَحْسِبُ ,الشَّهْرُ هَكَذَا وَهَكَذَا
“Sesungguhnya kami adalah umat yang buta huruf. Kami tidak memakai kitabah (tulis-menulis) dan tidak pula memakai hisab (dalam penetapan bulan). Bulan itu seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 29) dan seperti ini (beliau berisyarat dengan bilangan 30).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ibnu Bazizah mengatakan,”Madzhab ini (yang menetapkan awal ramadhan dengan hisab) adalah madzhab bathil dan syari’at ini telah melarang mendalami ilmu nujum (hisab) karena ilmu ini hanya sekedar perkiraan (dzon) dan bukanlah ilmu yang pasti (qoth’i) atau persangkaan kuat. Maka seandainya suatu perkara (misalnya penentuan awal ramadhan, pen) hanya dikaitkan dengan ilmu hisab ini maka agama ini akan menjadi sempit karena tidak ada yang menguasai ilmu hisab ini  kecuali sedikit sekali.” (Fathul Baari, 6/156)
4. Mendahului Ramadhan dengan Berpuasa Satu atau Dua Hari Sebelumnya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَتَقَدَّمَنَّ أَحَدٌ الشَّهْرَ بِيَوْمٍ وَلاَ يَوْمَيْنِ إِلاَّ أَحَدٌ كَانَ يَصُومُ صِيَامًا قَبْلَهُ فَلْيَصُمْهُ
“Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.” (HR. Tirmidzi dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Nasa’i)
Pada hari tersebut juga dilarang untuk berpuasa karena hari tersebut adalah hari yang meragukan. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ الْيَوْمَ الَّذِي يُشَكُّ فِيهِ فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Barangsiapa berpuasa pada hari yang diragukan maka dia telah mendurhakai Abul Qasim (yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih wa Dho’if Sunan Tirmidzi)

5. Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin…”
Sebenarnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazhkan niat semacam ini karena tidak adanya dasar dari perintah atau perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dari para sahabat. Letak niat sebenarnya adalah dalam hati dan bukan di lisan. An Nawawi rahimahullah –ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan,
لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ
“Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dan pendapat ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Rowdhotuth Tholibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah)

6. Membangunkan “Sahur … Sahur”
Sebenarnya Islam sudah memiliki tatacara sendiri untuk menunjukkan waktu bolehnya makan dan minum yaitu dengan adzan pertama sebelum adzan shubuh. Sedangkan adzan kedua ketika adzan shubuh adalah untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Inilah cara untuk memberitahu kaum muslimin bahwa masih diperbolehkan makan dan minum dan memberitahukan berakhirnya waktu sahur. Sehingga tidak tepat jika membangunkan kaum muslimin dengan meneriakkan “sahur … sahur ….” baik melalui speaker atau pun datang ke rumah-rumah seperti mengetuk pintu. Cara membangunkan seperti ini sungguh tidak ada tuntunannya sama sekali dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga tidak pernah dilakukan oleh generasi terbaik dari ummat ini. Jadi, hendaklah yang dilakukan adalah melaksanakan dua kali adzan. Adzan pertama untuk menunjukkan masih dibolehkannya makan dan minum. Adzan kedua untuk menunjukkan diharamkannya makan dan minum. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu memiliki nasehat yang indah, “Ikutilah (petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen), janganlah membuat bid’ah. Karena (sunnah) itu sudah cukup bagi kalian.” (Lihat pembahasan at Tashiir di Al Bida’ Al Hawliyah, hal. 334-336)
7. Pensyariatan Waktu Imsak (Berhenti makan 10 atau 15 menit sebelum waktu shubuh)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُوا وَاشْرَبُوا وَلاَ يَهِيدَنَّكُمُ السَّاطِعُ الْمُصْعِدُ فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَعْتَرِضَ لَكُمُ الأَحْمَرُ
“Makan dan minumlah. Janganlah kalian menjadi takut oleh pancaran sinar (putih) yang menjulang. Makan dan minumlah sehingga tampak bagi kalian warna merah yang melintang.” (HR. Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Khuzaimah. Dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abu Daud, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan shahih). Maka hadits ini menjadi dalil bahwa waktu imsak (menahan diri dari makan dan minum) adalah sejak terbit fajar shodiq –yaitu ketika adzan shubuh dikumandangkan- dan bukanlah 10 menit sebelum adzan shubuh. Inilah yang sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
Dalam hadits Anas dari Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau pernah makan sahur bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk menunaikan shalat. Kemudian Anas berkata, “Berapa lama jarak antara adzan Shubuh dan sahur kalian?” Kemudian Zaid berkata, “Sekitar 50 ayat.” (HR. Bukhari dan Muslim). Lihatlah berapa lama jarak antara sahur dan adzan? Apakah satu jam?! Jawabnya: Tidak terlalu lama, bahkan sangat dekat dengan waktu adzan shubuh yaitu sekitar membaca 50 ayat Al Qur’an (sekitar 10 atau 15 menit)
8. Do’a Ketika Berbuka “Allahumma Laka Shumtu wa Bika Aamantu…”
Ada beberapa riwayat yang membicarakan do’a ketika berbuka semacam ini. Di antaranya adalah dalam Sunan Abu Daud no. 2357, Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 481 dan no. 482. Namun hadits-hadits yang membicarakan amalan ini adalah hadits-hadits yang lemah. Di antara hadits tersebut ada yang mursal yang dinilai lemah oleh para ulama pakar hadits. Juga ada perowi yang meriwayatkan hadits tersebut yang dinilai lemah dan pendusta (Lihat Dho’if Abu Daud no. 2011 dan catatan kaki Al Adzkar yang ditakhrij oleh ‘Ishomuddin Ash Shobaabtiy).
Adapun do’a yang dianjurkan ketika berbuka adalah,
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
“Dzahabazh zhoma-u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah (artinya: Rasa haus telah hilang dan urat-urat telah basah, dan pahala telah ditetapkan insya Allah)” (HR. Abu Daud. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud)

9. Dzikir Jama’ah Dengan Dikomandoi dalam Shalat Tarawih dan Shalat Lima Waktu
Syaikh Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah tatkala menjelaskan mengenai dzikir setelah shalat, “Tidak diperbolehkan para jama’ah membaca dizkir secara berjama’ah. Akan tetapi yang tepat adalah setiap orang membaca dzikir sendiri-sendiri tanpa dikomandai oleh yang lain. Karena dzikir secara berjama’ah (bersama-sama) adalah sesuatu yang tidak ada tuntunannya dalam syari’at Islam yang suci ini.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 11/189)

10. “Ash Sholaatul Jaami’ah…” untuk Menyeru Jama’ah dalam Shalat Tarawih
Ulama-ulama Hambali berpendapat bahwa tidak ada ucapan untuk memanggil jama’ah dengan ucapan “Ash Sholaatul Jaami’ah…” Menurut mereka, ini termasuk perkara yang diada-adakan (baca: bid’ah). (Lihat Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah, 2/9634, Asy Syamilah)

11. Bubar Terlebih Dahulu Sebelum Imam Selesai Shalat Malam
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً
“Siapa yang shalat bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Syaikh Al Albani dalam Al Irwa’ 447 mengatakan bahwa hadits ini shahih). Jika imam melaksanakan shalat tarawih ditambah shalat witir, makmum pun seharusnya ikut menyelesaikan bersama imam. Itulah yang lebih tepat.
12. Perayaan Nuzulul Qur’an
Perayaan Nuzulul Qur’an sama sekali tidak pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga tidak pernah dicontohkan oleh para sahabat. Para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengatakan,
لَوْ كَانَ خَيرْاً لَسَبَقُوْنَا إِلَيْهِ
“Seandainya amalan tersebut baik, tentu mereka (para sahabat) sudah mendahului kita untuk melakukannya.” Inilah perkataan para ulama pada setiap amalan atau perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para sahabat. Mereka menggolongkan perbuatan semacam ini sebagai bid’ah. Karena para sahabat tidaklah melihat suatu kebaikan kecuali mereka akan segera melakukannya. (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, pada tafsir surat Al Ahqof ayat 11)

13. Membayar Zakat Fithri dengan Uang
Syaikh Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz mengatakan, “Seandainya mata uang dianggap sah dalam membayar zakat fithri, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskan hal ini. Alasannya, karena tidak boleh bagi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan penjelasan padahal sedang dibutuhkan. Seandainya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membayar zakat fithri dengan uang, tentu para sahabat –radhiyallahu ‘anhum- akan menukil berita tersebut. Kami juga tidak mengetahui ada seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang membayar zakat fithri dengan uang. Padahal para sahabat adalah manusia yang paling mengetahui sunnah (ajaran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang paling bersemangat dalam menjalankan sunnahnya. Seandainya ada di antara mereka yang membayar zakat fithri dengan uang, tentu hal ini akan dinukil sebagaimana perkataan dan perbuatan mereka yang berkaitan dengan syari’at lainnya dinukil (sampai pada kita).” (Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 14/208-211)

14. Tidak Mau Mengembalikan Keputusan Penetapan Hari Raya kepada Pemerintah
Al Lajnah Ad Da’imah, komisi Fatwa di Saudi Arabia mengatakan, “Jika di negeri tersebut terjadi perselisihan pendapat (tentang penetapan 1 Syawal), maka hendaklah dikembalikan pada keputusan penguasa muslim di negeri tersebut. Jika penguasa tersebut memilih suatu pendapat, hilanglah perselisihan yang ada dan setiap muslim di negeri tersebut wajib mengikuti pendapatnya.” (Fatawa no. 388)
Demikian beberapa kesalahan atau kekeliruan di bulan Ramadhan yang mesti kita tinggalkan dan mesti kita menasehati saudara kita yang lain untuk meninggalkannya. Tentu saja nasehat ini dengan lemah lembut dan penuh hikmah.
Semoga Allah memberi kita petunjuk, ketakwaan, sifat ‘afaf (menjauhkan diri dari hal yang tidak diperbolehkan) dan memberikan kita kecukupan. Semoga Allah memperbaiki keadaan setiap orang yang membaca risalah ini.
Wa shallallahu wa salaamu ‘ala Nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in. Walhamdulillahi rabbil ‘alamin.

SUMBER : http://muslim.or.id/ramadhan/14-amalan-yang-keliru-di-bulan-ramadhan.html

Jadwal puasa ramadhan 2014

Puasa insya allah dimulai tanggal 29 juni 2014 bertepatan dengan hari ahad atau minggu. Tapi sebagian ada yang berprediksi tanggal 28 juni. Tapi tergantung dari ulil amri nanti memutuskan atau pemerintah. Untuk jadwal imsyakiyah nanti menyusul. Selamat berpuasa.

Puasa sebentar lagi

Puasa sebentar lagi. Gimana perasaan agan2 sekalian. Pastinya senang kan. Karena puasa akan tiba, nikmat ramadhan, pahala ramadhan, berkah ramdahan, bulan yang selalu dinantikan oleh semua umat islam, marhaban yaa ramadhan. selamat datang bulan ramadhan.

AWAL PUASA RAMADHAN 2013: Muhammadiyah Putuskan Puasa Mulai 9 Juli 201

Muhammadiyah Putuskan Puasa Mulai 9 Juli 2013
Organisasi Islam Muhammadiyah memutuskan awal puasa 1 Ramadhan 1434 H akan jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013. Keputusan ini berdasarkan hasil hisab yang dilakukan oleh PP Muhammadiyah. Muhammadiyah juga menentukan bahwa 1 Syawal 1434 H atau Idul Fitri akan jatuh pada 8 Agustus 2013. Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Elyas mengatakan penentuan tanggal tersebut kemungkinan akan berbeda dengan keputusan Pemerintah.

"Jadi umat Islam Muhammadiyah akan mengawali puasa 1 hari lebih awal dari yang ditetapkan pemerintah," kata Yunahar di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis 13 Juni 2013.
Menurut Yunahar, keputusan tersebut berdasarkan pertimbangan keagamaan murni dan tak ada unsur politik. "Kalau pertimbangan politik keagamaan, tidak dapat dipertanggungjawabkan,” dia menegaskan.
Yunahar mengatakan pemerintah tidak perlu mempersoalkan perbedaan penetapan awal Ramadhan Muhammadiyah ini. Sebab, pemerintah mestinya hanya mengurusi kapan hari libur awal puasa dan libur Lebaran, bukan aspek agamanya.

Yunahar juga memastikan PP Muhammadiyah tidak akan mengikuti Sidang Isbab Kementerian Agama RI karena suda dipastikan akan kalah suara dalam menentukan awal puasa. Alasan lain, Muhammadiyah ingin menjaga hati umat. Berkaitan dengan itu, Oman Fathurohman dari Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menjelaskan penentuan awal Ramadan dan 1 Syawal tahun ini didasarkan atas hasil hisab yang dilakukan timnya.

Berdasarkan hasil hisab tersebut, ijtimak menjelang Ramadhan 1434 H terjadi pada Senin Pon, 8 Juli 2013 M pukul 14:15:55 WIB. "Pada saat itu, tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta dan hilal sudah wujud." Saat matahari terbenam pada tanggal tersebut, kata dia, di sebagian wilayah barat Indonesia hilal sudah terwujud dan di sebagian wilayah Timur Indonesia belum.

"Dengan begitu garis batas wujudul hilal melewati Indonesia dan membagi wilayah Indonesia menjadi dua. Dengan begitu 1 Ramadan jatuh pada Selasa tanggal 9 Juni 2013," katanya. (kd)

Sumber : http://nasional.news.viva.co.id/news/read/420546-muhammadiyah-putuskan-puasa-mulai-9-juli-2013


Keutamaan Bulan Sya’ban

Bulan Sya’ban adalah bulan yang ke-8 dalam sistem kalender Islam. Bulan Sya’ban berada di antara bulan hijriyah Rajab dan Ramadhan. Nama bulan ini berakar dari kata bahasa arab tasya’aba yang berarti berpencar. Pada masa itu, kaum arab biasa pergi memencar, keluar mencari air. Bulan Sya’ban juga berasal dari kata sya’aba yang berarti merekah atau muncul dari kedalaman karena ia berada di antara dua bulan yang mulia juga.

Rasulullah menyebut bulan Sya’ban ini sebagai bulan yang sering dilupakan manusia. Ia dilupakan karena berada di antara dua bulan yang menyedot perhatian: bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan Rajab diperhatikan karena ia merupakan salah satu dari bulan Haram, sementara Ramadhan karena adanya kewajiban puasa sebulan penuh di dalamnya.

Puasa Sunnah di Bulan Sya’ban

Rasulullaah biasa memperbanyak puasa di bulan Sya’ban. Beliau hampir penuh puasa di bulan ini. Beliau hanya berbuka atau tidak berpuasa pada beberapa hari saja.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau mengatakan,

يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لاَ يَصُومُ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ،

وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

“Terkadang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam puasa beberapa hari sampai kami katakan, ‘Beliau tidak pernah tidak puasa, dan terkadang beliau tidak puasa terus, hingga kami katakan: Beliau tidak melakukan puasa. Dan saya tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadhan, saya juga tidak melihat beliau berpuasa yang lebih sering ketika di bulan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Aisyah mengatakan,

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ

“Belum pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa satu bulan yang lebih banyak dari pada puasa bulan Sya’ban. Terkadang hampir beliau berpuasa Sya’ban sebulan penuh.” (H.R. Al Bukhari dan Msulim)

Aisyah mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَفَّظُ مِنْ هِلَالِ شَعْبَانَ مَا لَا يَتَحَفَّظُ مِنْ غَيْرِهِ، ثُمَّ يَصُومُ لِرُؤْيَةِ رَمَضَانَ، فَإِنْ غُمَّ عَلَيْهِ، عَدَّ ثَلَاثِينَ يَوْمًا، ثُمَّ صَامَ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan perhatian terhadap hilal bulan Sya’ban, tidak sebagaimana perhatian beliau terhadap bulan-bulan yang lain. Kemudian beliau berpuasa ketika melihat hilal Ramadhan. Jika hilal tidak kelihatan, beliau genapkan Sya’ban sampai 30 hari.” (HR. Ahmad, Abu Daud, An Nasa’i dan sanad-nya disahihkan Syaikh Syu’aib Al Arnauth)

Ummu Salamah radhiallahu ‘anha mengatakan,

عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ لَمْ يَكُنْ يَصُومُ مِنَ السَّنَةِ شَهْرًا تَامًّا إِلَّا شَعْبَانَ، وَيَصِلُ بِهِ رَمَضَانَ

“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam belum pernah puasa satu bulan penuh selain Sya’ban, kemudian beliau sambung dengan Ramadhan.” (HR. An Nasa’i dan disahihkan Al Albani)

Hadis-hadis di atas merupakan dalil keutamaan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, melebihi puasa di bulan lainnya.

Keistimewaan Sya’ban

Ternyata, puasa beliau ini mengandung hikmah yang luar biasa. Dari sisi fisik, ia merupakan persiapan bagi kita untuk menghadapi puasa di bulan Ramadhan yang sebulan penuh. Dari sisi spiritual, hadits berikut ini menyatakan rahasia hikmah di balik memperbanyak puasa di bulan Sya’ban.

Dari Usamah bin Zaid, dia berkata, saya bertanya: “Wahai Rasulullah, aku tidak melihat engkau (sering) berpuasa dalam satu bulan seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban?” Beliau bersabda: “Itu adalah bulan yang kebanyakan orang melalaikannya yaitu antara Rajab dan Ramadhan. Yaitu bulan yang di dalamnya diangkat amalan-amalan kepada Allah, Tuhan seluruh alam. Maka aku ingin [ketika] amalanku diangkat, aku dalam keadaan berpuasa.” (Dinyatakan hasan oleh Al Albani dalam Shahih An Nasa’i, no. 2221; dishahihkan oleh Ibnu Huzaimah).

Betapa tergambar kedekatan Rasulullaah akan pengawasan Allah dan keinginan beliau untuk selalu memberikan yang terbaik sebagai seorang hamba kepada Rajanya. Beliau ingin mengantarkan amal-amal kebaikan yang sedang menuju keharibaan Allah dalam kondisi terbaik, terhindar dari maksiat dan dosa. Dan hal ini dapat dicapai dengan puasa.

Hikmah Puasa di Bulan Sya’ban

Ustadz Ammi Nur Baits dalam konsultasi syariahnya menyatakan bahwa ulama berselisih pendapat tentang hikmah dianjurkannya memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, mengingat adanya banyak riwayat tentang puasa ini.

Pendapat yang paling kuat adalah keterangan yang sesuai dengan hadis dari Usamah bin Zaid, beliau bertanya: “Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa dalam satu bulan sebagaimana Anda berpuasa di bulan Sya’ban. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ، وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Ini adalah bulan yang sering dilalaikan banyak orang, bulan antara Rajab dan Ramadhan. Ini adalah bulan dimana amal-amal diangkat menuju Rab semesta alam. Dan saya ingin ketika amal saya diangkat, saya dalam kondisi berpuasa.” (HR. An Nasa’i, Ahmad, dan sanadnya dihasankan Syaikh Al Albani)

Memperbanyak Ibadah di Malam Nisfu Sya’ban

Kemudian beliau menjelaskan tentang para ulama yang berselisih pendapat tentang status keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Setidaknya ada dua pendapat yang saling bertolak belakang dalam masalah ini. Berikut keterangannya:

Pendapat pertama, tidak ada keuatamaan khusus untuk malam Nisfu Sya’ban. Statusnya sama dengan malam-malam biasa lainnya. Mereka menyatakan bahwa semua dalil yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Sya’ban adalah hadis lemah. Al Hafidz Abu Syamah mengatakan: Al Hafidz Abul Khithab bin Dihyah –dalam kitabnya tentang bulan Sya’ban– mengatakan, “Para ulama ahli hadis dan kritik perawi mengatakan, ‘Tidak terdapat satupun hadis shahih yang menyebutkan keutamaan malam Nisfu Sya’ban’.” (Al Ba’its ‘ala Inkaril Bida’, Hal. 33).

Syaikh Abdul Aziz bin Baz juga mengingkari adanya keutamaan bulan Sya’ban dan Nisfu Sya’ban. Beliau mengatakan, “Terdapat beberapa hadis dhaif tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban, yang tidak boleh dijadikan landasan. Adapun hadis yang menyebutkan keutamaan shalat di malam Nisfu Sya’ban, semuanya statusnya palsu, sebagaimana keterangan para ulama (pakar hadis).” (At Tahdzir min Al Bida’, Hal. 11)

Pendapat kedua, terdapat keutamaan khusus untuk malam Nisfu Sya’ban. Pendapat ini berdasarkan hadis shahih dari Abu Musa Al Asy’ari radhiallahu ‘anhu, dimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibn Majah, At Thabrani, dan dishahihkan Al Albani).

Setelah menyebutkan beberapa waktu yang utama, Syaikhul Islam mengatakan, “…pendapat yang dipegangi mayoritas ulama dan kebanyakan ulama dalam Madzhab Hambali adalah meyakini adanya keutamaan malam Nisfu Sya’ban. Ini juga sesuai keterangan Imam Ahmad. Mengingat adanya banyak hadis yang terkait masalah ini, serta dibenarkan oleh berbagai riwayat dari para sahabat dan tabi’in…” (Majmu’ Fatawa, 23:123)

Ibn Rajab mengatakan, “Terkait malam Nisfu Sya’ban, dulu para tabi’in penduduk Syam, seperti Khalid bin Ma’dan, Mak-hul, Luqman bin Amir, dan beberapa tabi’in lainnya, mereka memuliakannya dan bersungguh-sungguh dalam beribadah di malam itu…” (Lathaiful Ma’arif, Hal. 247).

sumber ; http://www.fimadani.com/keutamaan-bulan-syaban/

Kata-kata Ucapan Puasa bulan Ramadhan 2013 (1431 Hijriyah)

kata-kata Ucapan Puasa bulan Ramadhan 2013 (1431 Hijriyah)
Marhaban Ya Ramadhan 1434 Hijriyah… Selamat datang bulan ramadhan 2013, bulan yang penuh berkah itu akhirnya kembali menghampiri kita. Sebuah harapan yang tulus semoga di Bulan Suci ini membawa kebaikan tak terhingga kepada kita semua, kita patut bersyukur karena kita bisa kembali berjumpa dengan bulan yang suci ini.

Untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan 1434 H ini, maka sebagian besar di Indonesia sudah tradisi untuk saling kirim-mengirim sms, bbm atau ucapan diantara saudara, kerabat atau teman kita. Bagi anda yang sedang mencari kata-kata ucapan ramadhan 2013, kami disini akan menulis kumpulan kata indah untuk sms ucapan menyambut puasa Ramadhan 2013.

Berikut ini kumpulan kata-kata ucapan

Marhaban ya Ramadhan,
Semoga bulan ini penuh BBM (Bulan Barokah dan Maghfirah)
Mari kita PREMIUM (Pre Makan dan Minum)
Serta SOLAR (Sholat Lebih Rajin ), dan
MINYAK TANAH (Meningkatkan Iman dan Banyak Tahan Nafsu Amarah)
Serta PERTAMAX (Perangi Tabiat Maksiat)
Mohon Maaf Lahir dan Bathin

    Jika HATI sejernih AIR, jangan biarkan ia keruh
    Jika HATI seputih AWAN, jangan biarkan ia mendung
    Jika HATI seindah BULAN, hiasi ia dengan IMAN
    Dibulan yg suci ini ijinkan kami sekeluarga ” MOHAN MAAF LAHIR & BATHIN”

Ada raksasa bLi puLsa..
Ga krasa dah mw puasa…
Brung kk Tua nempLok dijendeLa
jgn Lpa perbnyk pahaLa..
Ada pepaya dmkan jerapah..
Maf’n aq ya klo pny sLah…
happy ramadhan !

    sobAT2 que se tanah air, marilah sama2 kita persiapkan diri menuju Bulan Penuh Rahmat Berkah AmPuNaN,,, Mari Saling Memaafkan Segala KesalaHaN dan KeKhiLaFan AgaR PenUh MaKnA dlm Menyemai Keiklasan, MeMuPuK KeSaBaRaN, MeNuMbUhKaN SeMaNgaT IbAdAH GuNa MeMeTiK “KEMENANGAN BESAR”…. Insy4JJ1.
    MaRhAbAN ……………Ya…………..RaMaDhaN………..

MarHaban ya Ramadhan…Telah t’buka gerbang Rajab
t’bentang jalan Sya’ban mari kita bersiap menanti hampAran taman “RamaDhan”
seLamat melangkah mEmasukinya.. buLan yang penUh ujian
sEmoga kita berhasil mEmenaNgkannya .. MOHON MAAF LAHIR & BATHIN

    Mungkin hari-hari yang lewat telah menyisakan sebersit kenangan yang tak terlupa…..
    Ada salah, ada khilaf, ada dosa yang mengikuti perjalanan hari – hari itu.
    Agar tak ada sesal, tak ada dendam, tak ada penyesalan ….
    Mari kita sama-sama sucikan hati, diri, dan jiwa kita.
    Marhaban Yaa Ramadhan…..

11 bln banyak kata sudah di ucapkan dan dilontarkan tak semua menyejukan
11 bln banyak prilaku yang sudah dibuat dan diciptakan tak semua menyenangkan
11 bln banyak keluhan, kebencian, kebohongan menjadi bagian dari diri
Mari kita memaafkan, mohon maaf lahir dan batin

    Marhaban yaa Ramadhan, pucuk selasih bertunas menjulang dahannya patah tolong betulkan
    Puasa Ramadhan kembali menjelang, salah dan khilaf mohon dimaafkan
    Selamat Menunaikan Ibadah puasa

Ya Allah..
Perkayalah Saudaraku ini dengan keilmuan
Hiasi hatinya dengan kesabaran
Muliakan wajahnya dengan ketaqwaan
Perindalah fisiknya dengan kesehatan
Serta terimalah amal ibadahnya dengan kelipat gandaan
Karena hanya Engkau Dzat penguasa sekalian alam
Marhaban Ya Ramadhan
Mohon maaf lahir dan bathin

    Sebelum cahaya padam
    Sebelum hidup berakhir
    Sebelum pintu tobat tertutup
    Sebelum Ramadhan datang
    Saya mohon maaf lahir dan bathin…

Esok adalah harapan sekarang adalah pengalaman kemarin adalah kenangan…yang tak luput dari kekhilafan mohon maaf lahir dan Batin., Semoga RAMADHAN kali ini lebih baik dari RAMADHAN tahun lalu.. amin….

    Melihat segalanya dengan hati yang bersih, tanpa mengharap pujian sesama
    Semoga menjadi Ramadhan yang berkah, & berdo’a mengharap istiqamah di jalan-Nya
    Taqabalallahu Minna Waminkum… Selamat Ramadhan ya..

Tak terasa satu tahun telah terlewatkan
Kini ia mengunjungi kita lagi Ramadhan Ya marhaban Bulan Penuh Berkah, Bulan Penuh Rahmat, Bulan Penuh Ampunan ……. Sungguh mulia Bulan Suci Rahmadhan
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa…

    Gersang bumi tanpa hujan.. gersang akal tanpa ilmu, gersang hati tanpa iman.. gersang jiwa tanpa amal..
    Marhaban ya Ramadhan…………….
    Selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin

Andai semua HARTA adalah RACUN, maka ZAKATlah penawarnya
Jika seluruh UMUR adalah DOSA maka TAQWA & TOBAT obatnya
Jika semua BULAN adalah NODA maka RAMADHAN adalah pembersihnya
Marhaban Ya Ramadhan

    SEIRING TERBENAM MENTARI DI AKHIR SYA’BAN
    TIBALAH KINI BULAN RAMADHAN
    PESAN INI SEBAGAI GANTI JABAT TANGAN UNTUK MOHONKAN MAAF DAN KEKHILAFAN
    MARHABAN YA RAMADHAN.

Marhaban ya Ramadhan…
ya Allah, kusaMbut dtg’y buLan pEnuh ampUnanmu dg sUka dLam diri beRlumUr doSa
bErharap maMpu m’jaLankn smw pErintahmu dan kembaLi fitrah
Maafkan khilafku, ikhlaskan salahku, dan sepenuh hati karnaNya…
smg tiap langkah kaki kita mdptkn ridloNya… selamat Ramadhan 1434 H

    Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa beningkan hati seperti XL
    Dapat berpikir luas seperti SIMPATI
    Memberi maaf secara cuma2 seperti AS
    Memberi banyak kesempatan seperti IM3
    Murah senyum seperti JEMPOL
    Dan yang paling penting kita dpt berpikir cerah seperti MENTARI
    Sebelum cahaya Illahi dipadamkan
    Sebelum langit runtuh
    Sebelum pintu taubat ditutup
    Sebelum malaikat menjemput
    Sebelum ramadhan tiba
    Maaf kalau ada perkataan yg menyinggung sampai telinga panas seperti ESIA..

Jika hati seputih awan jangan biarkan ia mendung, jika hati seindah bulan hiasi dengan senyuman……..
Marhaban ya Ramadhan…………….
Selamat menunaikan ibadah puasa mohon maaf lahir dan bathin

    Perkataan yg indah adlh “ALLAH”
    Lagu yg merdu adlh “ADZAN”
    Media yg terbaik adlh “AL QUR’AN”
    Senam yg sehat adlh “SHALAT”
    Diet yg sempurna adlh “PUASA”
    Kebersihan yg menyegarkan adlh “WUDHU”
    Perjalanan yg indah adlh “HAJI”
    Khayalan yg baik adlh ingat akan “DOSA&TAUBAT”
    Mudah2an bln yg suci ini bs membawa iman dan takwa, Amien..

Jika hati ini seringkali jengkel, Jadikan ia jernih sejernih XL
Jika hati ini seringkali iri, Jadikan ia cerah secerah MENTARI
Jika hati ini seringkali dendam, Jadikan ia penuh kemesraan FREN
Jika hati ini seringkali dengki, Jadikan ia penuh SIMPATI
Ahlan Wa Sahlan Wa Marhaban Ya Ramadhan
Bebaskan Diri dari ROAMING dosa, Raihlah HOKI, Raihlah JEMPOL dari Ilahi

    Bila hati saling terpaut rasa cinta terjalin indah
    Bila salah & Khilaf telah terjadi maka Mohon Maaf Lahir & Batin atas kesalahan
    “Marhaban Ya Ramadhan”
    Selamat Menunaikan Ibadah Puasa
    Semoga kita selalu diberkahi dibulan yang penuh mahrifah ini

Nafaspun menjadi tasbih, tidurpun menjadi ibadah, amal diterima&doa2 dijabah
bagi orang yang shaum&rajin membaca Kitab-Nya di bulan ramadhan
Marhaban ya Ramadhan, maaf lahir dan bathin, selamat menjalankan ibadah PUASA

    Kekota jakarta hari selasa
    Pulang pergi naik kreta
    s’hari lg kt puasa
    Mohon mf kalo ada salah kata…
    Marhaban Ya Ramadhan

Tiada kemenangan tanpa zikrullah
Tiada amal tanpa keikhlasan
Tiada ampunan tanpa maaf dari sesama
Marhaban ya Ramadhan..
Ramadhan terbaru 2013 M – 1434 H.

 Marhaban Ya Ramadhan..

Sering Dicari Orang

Yang Like


Copyright © 2010 CARI SESUATU.